Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, sepanjang Januari-September 2024, Indonesia mengimpor sebanyak 99,12 ribu ton daging jenis lembu (daging sapi & daging kerbau).
Nilai impor tersebut mencapai total US$375,68 juta atau setara Rp5,87 triliun. Dengan kurs Rp15.635 per dolar AS (kurs pada penutupan perdagangan Jumat 25 Oktober 2024).
Data paparan Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti saat Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah Tahun 2024, Senin (28/10/2024) menunjukkan, 3 negara asal utama impor daging Indonesia adalah Australia, India, dan Amerika Serikat (AS).
Secara rinci, volume impor asal Australia mencapai 71,40 ribu ton sepanjang Januari-September 2024. Nilainya tercatat sebesar US$244,93 juta.
Disusul impor dari India sebanyak 11,89 ribu ton atau senilai US$42,06 juta ton. Sebagai informasi, impor daging dari India adalah daging kerbau yang izinnya tahun ini diberikan hanya kepada PT Berdikari dan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI).
Dalam rapat Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah Tahun 2024 tanggal 21 Oktober 2024 lalu, Sekretaris Utama Bapanas Sarwo Edhy memaparkan proyeksi neraca pangan nasional tahun 2024. Disebutkan, total kebutuhan daging sapi-kerbau nasional tahun ini mencapai 774.410 ton. Dengan produksi dalam negeri diprediksi mencapai 488.959 ton.
Sedangkan sisa kebutuhan dalam negeri akan dipenuhi impor. Bapanas mencatat, pasokan impor mencapai 100.454 ton, hasil realisasi sepanjang Januari-Agustus 2024. Sementara rencana impor September-Desember 2024 ditaksir mencapai 268.324 ton.
Sebelumnya pada Juni 2024 Sarwo Edhy mengungkapkan, pemerintah menetapkan kuota impor daging lembu tahun 2024 sebanyak 270.352 ton. Saat itu, Persetujuan Impor yang diterbitkan sudah mencapai 219.244 ton, dengan realisasi impor baru 51.363 ton.