Astronaut Pulang ke Bumi Bawa Penyakit Aneh, NASA Buka Suara

Accountant Tercio Galdino and wife Alicea, dressed in their astronaut costumes, watch as bystanders make photos of them on Ipanema beach in Rio de Janeiro, Brazil, Saturday, March 20, 2021. The Galdinos have come up with a unique way for protecting themselves and drawing awareness around COVID-19 protective measures – by dressing as astronauts. The pair first began to traverse the iconic beaches fully suited in mid 2020 at the height of the first wave of the pandemic in Brazil, now as cases surge once again they are taking their ‘astronaut walks’ back to the promenades. (AP Photo/Bruna Prado)

Penyakit misterius menggerogoti empat astronaut yang baru mendarat ke Bumi. Mereka langsung dilarikan ke rumah sakit.

Keempat astronaut itu masing-masing bernama Michael Barratt, Matthew Dominick, Jeanette Epps, dan Alexander Grebenkin. Mereka tiba di Bumi pada 25 Oktober 2024, usia menghabiskan 235 hari di antariksa dengan pesawat Crew Dragon.

NASA tak banyak berbicara soal penyakit yang diderita para astronaut. Badan antariksa AS itu hanya mengatakan evaluasi medis tambahan dilakukan ‘karena banyak kehati-hatian’.

Para astronaut dibawa ke rumah sakit Pensacola, Florida, Amerika Serikat (AS). Seorang astronaut dirawat dalam kondisi stabil dan baru keluar keesokan harinya.

Dalam konferensi pers yang digelar pada 8 November 2024, keempat astronaut juga menolak membahas soal penyakit yang diderita.

Barratt yang juga merupakan dokter, enggan berbicara terkait peristiwa itu. Dia hanya mengatakan penerbangan antariksa belum bisa dipahami sepenuhnya, kemudian mengungkap kemungkinan ada peristiwa medis.

“Kami mempertahankan privasi medis dan membiarkan proses berjalan secara tertib,” kata dia, dikutip dari Space News, Selasa (12/11/2024).

“Hanya ini yang bisa kami katakan soal peristiwa itu sekarang,” ujarnya menambahkan.

Keempat astronaut juga menjelaskan soal penyesuaian bertahap setelah berada di luar angkasa selama berbulan-bulan. Epps mengatakan penyesuaian tiap orang bertahap dan tidak bisa diprediksi.

“Semua orang berbeda dan itu bagian yang tidak bisa diprediksi,” jelas Epps.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*